Kamis, 08 Mei 2014

powerpoint 1

powerpoint 2

powerpoint 3

powerpoint 4

powerpoint 5

Ms. excel 1

Ms. excel 2

Ms excel 3

e-jurnal 1

e-jurnal 2

e-jurnal 3

e-jurnal 4

e-jurnal 5

e-book 5

e-book 4

e-book 3

e-book 2

e-book 1

E-book tentang BK

https://drive.google.com/file/d/0B4VTMNLdaK8AeDdvQjh4WFVVNVE/edit?usp=sharing

E-book tentang BK

https://drive.google.com/file/d/0B4VTMNLdaK8ASXZzaDR0OEpoUTg/edit?usp=sharing

E-book tentang BK

https://drive.google.com/file/d/0B4VTMNLdaK8AcWotengybWFoZUk/edit?usp=sharing

E-book tentang BK

https://drive.google.com/file/d/0B4VTMNLdaK8AcHlmYjlDcUdUUWM/edit?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/0B4VTMNLdaK8ARTVocUdVSnQ4eUE/edit?usp=sharing

Ms. Word makalah tentang BK


TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL


MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
yang dibina oleh Dhini Hidayaturrahman, S.Pd, M.Pd



oleh
Ika Nazila Wulansuci
130111600057







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2013


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”TANTANGAN PENDIDIKAN DI ERA GLOBAL”.
Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan.




Malang, Desember 2013
  Penyusun













DAFTAR ISI

                                                                                                                                    Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................  i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................  iii

BAB I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.........................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah.................................................................................      2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................  2
D.    Manfaat Penulisan....................................................................................   2

BAB II     PEMBAHASAN
A.    Tantangan Akses Pendidikan....................................................................  3
B.     Masalah-masalah Pendidikan di Era Globalisasi......................................  3  
C.     Solusi dan Prespektif Globalisasi..............................................................  5

BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan..............................................................................................   7
B.     Saran.........................................................................................................  7

DAFTAR PUSTAKA









BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Era pasar bebas, atau yang biasa disebut dengan era globalisasi sering dibicarakan oleh pemerhati ekonomi sejak beberapa dekade lalu hingga sekarang ini. Kata “globalisasi” secara populer dapat diartikan menyebarnya segala sesuatu secara sangat cepat ke seluruh dunia. Hal ini berarti bahwa terjadinya perubahan sosial yang mengubah  pola komunikasi, teknologi, produksi, dan konsumsi serta peningkatan paham internasionalisme merupakan sebuah nilai budaya. Era globalisasi memberi dampak ganda yaitu dampak yang menguntungkan dan dampak yang merugikan.  Dampak yang menguntungkan adalah memberi kesempatan kerjasama yang seluas-luasnya kepada negara-negara asing.
Tetapi di sisi lain, jika kita tidak mampu bersaing dengan mereka, karena sumber daya manusia (SDM) yang lemah, maka konsekuensinya akan merugikan bangsa kita.
Terjadinya perdagangan bebas harus dimanfaatkan oleh semua pihak dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek pendidikan, di mana pendidikan diharuskan mampu menghadapi perubahan yang cepat dan sangat besar dalam tentangan pasar bebas, dengan melahirkan manusia-manusia yang berdaya saing tinggi dan tangguh. Tugas pendidikan, selain mempersiapkan sumber daya manusia sebagai subjek perdagangan bebas, juga membina penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nyatanya sangat berperan dalam membantu dunia usaha dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional.
Perkembangan yang cepat di bidang teknologi, diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak kalah cepatnya akan berdampak pada aspek kultural dan nilai-nilai suatu bangsa. Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras. Namun, di sisi lain, kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”. 
Dengan kata lain, kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi sekarang ini, telah mengakibatkan kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Di dunia pendidikan, globalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya beragam sumber belajar dan merebaknya media massa, khususnya internet dan media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Hasilnya, para siswa bisa menguasai pengetahuan yang belum dikuasai oleh guru.


Di sisi lain, pengaruh-pengaruh pendidikan yang mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri, kesabaran, rasa tanggung jawab, solidaritas sosial, memelihara lingkungan baik sosial maupun fisik, hormat kepada orang tua, dan rasa keberagamaan yang diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, justru semakin melemah. Nah, disinilah urgensi para pendidik, khususnya para guru, lebih khusus lagi para pendidik dan guru yang berkecimpung pada sekolah keagamaan atau sekolah yang dikelola oleh Organisasi Keagamaan, harus mengambil perhatian masalah ini dan mencari cara-cara pemecahannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditarik rumusan masalah yang sesuai pendidikan adalah bagaimana menjawab masalah tersebut melalui pendidikan sebagai kunci utama dalam membagun masyarakat di era globalisasi ini.

C.    Tujuan Penulisan
Karena dipandang dampak negative globalisasi ini terlalu besar dari pada dampak positifnya maka makalah ini di tulis bertujuan dapat digunakan sebagai wacana bagi pribadi, lembaga swasta maupun institusi pemerintah bagaimana pendidikan dapat memberikan solusi atas masalah globalisasi yang terjadi pada masyarakat.

D.    Manfaat Penulisan
Dengan sadarnya akan pentingnya pendidikan moral terhadap masyarakat di era global saat ini maka diharapkan manfaatnya adalah di implementasikannya pendidikan moral oleh pribadi atau individu, lembaga swasta dan di wujudkan oleh institusi pendidikan sehingga moral–moral hasil bentukan dari globalisasi dapat di lawan dengan moral yang telah di konsep dan di bentuk melalui implementasi dari individu, lembaga swasta  dan institusi pendidikan.







BAB II

PEMBAHASAN


A.    Tantangan Akses Pendidikan

 Salah satu kebijakan pemerintah di bidang pendidikan, adalah terlaksananya wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun yang sekarang sudah menuju wajib belajar 12 tahun. Keberhasilan implementasi kebijakan ini mempunyai dampak strategis sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. 
Keberhasilan wajib belajar ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti pembangunan UGB, SLTP Terbuka, penyuluhan dan sebagainya. Tetapi sampai saat ini upaya penuntasan wajar tersebut masih dihadapkan kepada berbagai kendala sehingga belum mencapai hasil yang optimal. Kondisi ini ditandai oleh APK, APM dan angka transisi SD/MI ke SLTP dan SLTA yang relatif masih rendah, angka droup out yang diduga akan semakin meningkat sebagai dampak krisis ekonomi dan sosial.
 Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti ekonomi, sosial budaya, ketidakmampuan akademik bahkan mungkin faktor ketidaktahuan tentang berbagai aspek mengenai kemudahan-kemudahan dalam pendidikan khususnya dalam rangka wajib belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan wajib belajar 12 tahun. Di samping masyarakat umum (anak normal) terdapat pula sebagian anak-anak yang kurang beruntung karena mengalami ketunaan seperti tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tua grahita, tuna daksa dan tuna laras. Banyak orang tua anak/keluarga merasa malu untuk menyekolahkan anaknya meskipun secara ekonomi mereka tergolong berkecukupan. Padahal anak-anak tersebut juga memiliki potensi dan hak untuk mengikuti pendidikan sebagaimana anak-anak normal lainnya. Penyediaan sarana dan prasarana gedung dan perlengkapannya misalnya akan memerlukan pembiayaan yang sangat besar, lebih-lebih utuk melayani siswa yang berada di daerah terpencil dan terdistribusi di daerah berjauhan. Hal ini akan lebih besar pembiayaan yang diperlukan karena diperlukan jumlah tenaga kependidikan yang banyak, apalagi untuk akses pendidikan sampai SLTA. Maka tantangan besar bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan akses pendidika dan atau penuntasan wajib belajar akan semakin berat.

B.     Masalah-Masalah Pendidikan di Era Globalisasi

·         Masalah Kualitas Pendidikan
Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan aktual pendidikan. Permasalahan globalisasi dalam bidang pendidikan terutama menyangkut output pendidikan. Seperti diketahui, di era globalisasi dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu Negara, dari keunggulan komparatif  kepada keunggulan kompetitif.  Keunggulam komparatif bertumpu pada kekayaan sumber daya alam, sementara keunggulan kompetitif bertumpu pada pemilikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas artinya dalam konteks pergeseran paradigma keunggulan tersebut, pendidikan nasional akan menghadapi situasi kompetitif yang sangat tinggi, karena harus berhadapan dengan kekuatan

pendidikan global. Hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan semangat dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka, terutama jika kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitif berkualitas rendah.
·         Permasalahan Profesionalisme Guru
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran adalah pendidik atau guru. Betapapun kemajuan taknologi telah menyediakan berbagai ragam alat bantu untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, namun posisi guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya guru merupakan variable penting bagi keberhasilan pendidikan. Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai usaha sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter (usaha objekan). Namun kenyataan dilapangan menunjukkan adanya guru terlebih terlebih guru honorer, yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan sebagai guru tanpa melalui system seleksi profesi. Singkatnya di dunia pendidikan nasional ada banyak, untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru yang tidak profesioanal. Inilah salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan rumah” bagi pendidikan nasional masa kini.
·         Masalah kebudayaan
Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material maupun mental spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu perkembangan kebudayaan dalam abad moderen saat ini adalah tidak dapat terhindar dari pengaruh kebudayan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses alkulturasi yaitu pertukaran dan saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Dari sinilah terdapat tantangan bagi pendidikan-pendidikan islam yaitu dengan adanya alkulturasi tersebut maka akan mudah masuk pengaruh negatif bagi kebudayaan, moral dan akhlak anak. Oleh karena itu hal ini merupakan tantangan bagi pendidikan islam untuk memfilter budaya-budaya yang negatif yang diakibatkan oleh pengaruh budaya-budaya barat.
·         Permasalahan Strategi Pembelajaran
Tuntutan global telah mengubah paradigma pembelajaran dari paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran baru. Suyanto menggambarkan paradigma pembelajaran sebagai berpusat pada guru, menggunakan media tunggal, berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid berupa pemberian informasi dan pengajaran berbasis faktual atau pengetahuan.
·         Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 Dampak positif dari pada kemajuan teknologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Teknologi menawarkan berbagai kesantaian dan ketenangan yang semangkin beragam. Dampak negatif dari teknologi moderen telah mulai menampakan diri di depan mata kita, yang pada prinsipnya melemahkan daya mental-spiritual / jiwa yang sedang tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilannya.  Pengaruh negatif dari teknologi elektronik dan informatika dapat melemahkan fungsi-fungsi kejiwaan lainya seperti kecerdasan pikiran, ingatan, kemauan dan perasaan (emosi) diperlemah kemampuan aktualnya dengan alat-alat teknologi-elektronis dan informatika seperti Komputer, foto copy dan sebagainya.

C.     Solusi dan Prespektif Global di bidang Sosiologi dan Antropologi Pendidikan

Ø  Sudut Pandang  Sosiologi
Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok umat manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu hubungan antarmanusia, terutama dalam lingkungan yang terbentuk oleh manusia sendiri, atau yang disebut lingkungan sosial. Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Dampak kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar swalayan) maupun tidak langsung (misalnya on-line shopping) ini semakin intensif dan meluas menembus batas-batas local, regional, nasional, internasional, sampai global sekalipun. Hal ini tentunya membawa perubahan sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya.  Pengetahuan, ilmu, dan pengenalan teknologi berdampak luas pada tatanan sosial dan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara lokal, regional, bahkan juga global. Contohnya jenis makanan khas setempat yang telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca negara, seperti misalnya makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang. Contoh lainnya adalah jenis permainan atau kebudayaan lokal/tradisional yang kini terkenal di segala penjuru dunia, misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian Bali, dsb.
Kegiatan sehari-hari seperti belajar dan olah raga juga merasakan dampak globalisasi, misalnya pertukaran pelajar dan pertandingan olah raga antarnegara seperti sea games ataupun olimpiade. Jadi, tampak bahwa interaksi sosial, hubungan antarmanusia saat ini sudah semakin meluas. Hal ini tentunya membawa dampak positif (menambah pengalaman dan kemampuan, pertukaran nilai, dst) maupun negatif (pergaulan bebas, pemakaian obat-obat terlarang, sadisme) bagi kehidupan sosial di negara yang mengalaminya. Dampak positif yang ada patut disyukuri dan dijadikan sesuatu yang bermakna. Dari peristiwa dan interaksi sosial yang ada, menyadarkan manusia agar menghargai satu sama lain karena manusia sama harkat dan derajatnya di sisi Tuhan YME.


Sedangkan dampak negatif yang ada wajib diwaspadai oleh semua pihak. Harus menjadi perhatian dan kepedulian kita bahwa ada kelompok manusia yang bertujuan komersial dan barangkali juga bertujuan politik yang secara sengaja melakukan penetrasi budaya untuk meracuni dengan tujuan menghancurkan generasi muda bangsa tersebut. Kita harus secara aktif mencari alternatif pemecahannya.
Ø  Sudut Pandang Antropologi
Sudut pandang Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global berupa mengamati, menghayati dan memprediksi perkembangan kebudayaan secara menyeluruh yang aspek serta unsur-unsurnya itu berkaitan satu sama lain terintegrasi dalam kehidupan umat manusia.

Pada hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita merupakan hasil pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan. Dalam kehidupan manusia yang semakin terbuka, persilangan kebudayaan sudah menjadi suatu kebutuhan karena proses tersebut tidak dapat dicegah apabila suatu negara ingin menjadi bagian dari warga dunia. Untuk itu, ditinjau dari perspektif budaya dan Antropologi, kewaspadaan terhadap dampak negatif harus menjadi kepedulian kita semua.
Antropologi akan terus berkembang sampai sekarang pada akhirnya berada pada masa globalisasi ini. Pada dasarnya antropologi tidak terbebas dari suatu nilai akan tetapi dengan globalisasi yang menganggap dunia tanpa batas akan sangat berpengaruh. Disisi lain perspektif global jika dikaitkan dengan antropologi mempunyai dampak positif bagi kekayaan khasanah budaya suatu bangsa serta globalisasi juga dapat mempercepat pola kehidupan bahasa. Misalnya melahirkan pranata-pranata atau lembaga-lembaga social baru seperti lembaga suadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi di pasar modal. Perkembangan pakaian seni dan ilmu pengetahuan turut meramaikan kehidupan masyarakat. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri dalam bidang sosial dan budaya menimbulkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah meningkatkan individualisme, perubahan pada pola kerja, terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Saat ini dikalangan generasi muda banyak yang seperti kehilangan jati dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup alabarat yang tidak cocok jika diterapkan di indonesia, seperti berganti-ganti pasangan, konsumtif dan hedonisme tidak sesuai dengan  nilai-nilai yang berlaku di Negara kita. Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menyadari keberadaan nilai yang masih berlaku di Negara kita. Kita harus pandai di dalam menyeleksi budaya asing yang masuk ke Negara kita. Jika budaya asing tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang berdasarkan pancasila, kita berusaha bersifat terbuka dalam menerima kebudayaan tersebut. Akan tetapi jika tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita harus bersuara lantang untuk menolaknya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dengan pendidikan yang berlandaskan nilai agama dan pancasila inilah maka masalah budaya yang terbentuk akibat dari globaliasi yang di anggap mengancam tantanan kehiudupan masyarakat dari sebuah kehancuran dapat teratasi.
            Dalam pendidikan ini yang perlu di tekankan adalah tidak hanya di berikan melalui pendidikan formal saja akan tetapi masing–msing individu berkewajiban dapat memberikan contoh moral yang baik bagi keluarga sendiri dan orang lain.

B.     Saran
Bagi institusi pemerintah dan individu pendidikan diberikan sepanjang hayat tidak hanya dalam konteks globalisasi saja agar budaya yang ada diIndonesia tetap kuat karena ke depan pasti akan mengalami benturan – benturan budaya dari luar Indonesia, tidak seperti saat ini budaya Indonesia yang rapuh sehingga mudah sekali di kalahkan dengan budaya luar.
Bagi lembaga swasta sendiri seperti yang penulis maksudkan di atas diharapkan apa saja yang disampaikan atau disajikan bagi masyarakat itu mengandung pesan nilai moral entah itu berdasar pancasila maupun agama.



















DAFTAR PUSTAKA

( Diakses 8 November 2013)
http://www.fai.umj.ac.id/index.php.  ( Diakses tgl 24 November 2013)
http://www.wikipedia.com/globalisasi    ( 24 November 2013)



Ms. Word makalah tentang BK


PELAKSANAAN BK DAN DAYA DUKUNGNYA
DI SMA-K FRATERAN MALANG



LAPORAN OBSERVASI
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bimbingan dan Konseling Perkembangan
Yang dibina oleh Drs. Widada, M.Si



oleh
Ika Nazila Wulansuci (20)
130111600057








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Maret 2014




PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang pelayanan yang perlu dilaksanakan di dalam program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan konseling berlatar belakang beberapa aspek, yaitu aspek psikologis, sosiologis, kultural, dan paedagogis. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di sekolah, namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai dalam membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan yang dialaminya dan menyiapkan siswa terjun di masyarakat dengan berhasil. Kondisi-kondisi tersebut menjadi salah satu alasan sangatlah diperlukan adanya layanan bimbingan dan koseling di sekolah, yang secara khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan berbagai masalah, baik masalah belajar, penyesuaian diri, maupun masalah-masalah pribadi, yang apabila dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan belajar siswa di sekolah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling dan daya dukungnya di SMA Khatolik Frateran Malang ?
2.      Apa saja kendala dalam pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA Khatolik Frateran Malang ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA Khatolik Frateran Malang.
2.      Mengetahui kendala dalam pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA Khatolik Frateran Malang.
D.    Manfaat
Laporan observasi ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum, yaitu:
·         Bagi penyusun: Memberikan pengetahuan akan pelaksanaan pelayanan BK di sekolah.
·         Bidang akademik: Memberikan tambahan literatur bagi universitas.
·         Bagi Masyarakat: Memberikan pengetahuan mengenai pelaksanaan pelayanan BK di sekolah.

BAB II
HASIL PENELITIAN
  Lokasi observasi yang penulis gunakan untuk menunjang penelitian yaitu SMA Khatolik Frateran Malang yang beralamatkan di Jalan B. S. Riadi 55 Malang.
·         Alat dan Metode
a.       Alat
  Alat yang digunakan untuk mendukung observasi di SMA Khatolik Frateran Malang antara lain: alat tulis dan camera.
b.      Metode
  Dalam melakukan observasi ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode wawancara. Dimana penulis melakukan wawancara langsung dengan Ibu Dra. Bernadette Tyas Murtiningsih sebagai guru BK d SMA Khatolik Frateran Malang.

·         Hasil Wawancara
1.      Selamat siang bu. Maaf sebelumnya bu, bila ibu berkenan kami ingin menanyakan beberapa hal tentang pelaksanaan BK di sekolah ini ?
ü  Selamat siang, iya boleh
2.      Sudah berapa lama ibu bekerja sebagai guru BK ?
ü  Saya menjadi konselor sudah 19 tahun 8 bulan, yang 1 tahun di Bandung; 14 tahun di Palembang; dan baru 6 tahun di Malang. Saya dulu mahasiswa lulusan Sanata Darma Yogyakarta Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan kurikulum TEP. Saya bekerja sebagai guru BK karena minornya ya di BK.
3.      Didalam setiap profesi itukan selalu ada suka maupun duka, nah didalam hal ini kami ingin menanyakan kepada ibu suka dukanya menjadi guru BK itu apa saja ?
ü  Sukanya pada saat menangani siswa SMA yang umurannya lebih dewasa karena siswa SMA itu lebih mudah untuk mengeluarkan curahan hatinya, mereka sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan dan mana yang baik atau buruk bagi mereka. Sedangkan dukanya, sering tidak direspon atau sering diremehkan karena mereka menganggap konselor itu sebagai tempat anak-anak yang bermasalah saja.
4.      Masalah apa yang pernah ibu tangani yang menurut ibu masalah tersebut berat dan sulit untuk mengatasinya ?
ü  Masalah kerjasama dengan orang tua, orang tua sering kali lebih memihak kepada anaknya dan melimpahkan kesalahan ke sekolah. Selain itu, masalah yang berat ialah ketika murid menantang atau melawan pada saat diberi arahan.
5.      Apa sajakah progam-progam yang disusun oleh BK di sekolah ini ?
ü  Program yang tersusun berpacu pada data kebutuhan BK berupa membuat data dan daftar nama siswa yang perlu dipanggil, memiliki buku angket untuk pendataan semua siswa, memantau perkembangan nilai-nilai perilaku siswa yang rawan dan siswa yang tinggal kelas, misalnya menginformasikan tentang PTN serta memfasilitasi pendaftaran SNMPTN.
6.      Apa sajakah tugas guru BK dan manfaatnya bagi siswa di sekolah ini?
ü  Tugas guru BK selain menangani siswa yang bermasalah, di sekolah ini juga melatih kemandirian siswa untuk mengambil keputusan sendiri, memberikan rekomendasi melalui angket dan pemberiannya dari awal kelas X, menginformasikan kepada orang tua jika terjadi penyelewengan oleh anaknya dengan menelpon langsung, memanggil siswa yang bermasalah sepulang sekolah dengan tujuan agar tidak mengganggu jam belajar siswa. Sekolah ini menggunakan beberapa layanan seperti layanan individu, layanan klasikal, layanan kelompok, dan layanan informasi.
ü  Manfaat yang dirasakan tidak langsung tetapi butuh proses bisa melalui psikotes, pilihan sendiri, atau orang tua. Salah satu manfaatnya bagi siswa yaitu memandirikan, yang kemandiriannya diterapkan ketika siswa membuat suatu pilihan. Contoh : penjurusan atau peminatan. Guru BK hanya memberi informasi terkait penjurusan atau peminatan dan siswa menentukan pilihannya.
7.      Jenis masalah seperti apa yang sering dialami siswa di sekolah ini dan apa faktor dari masalah tersebut ?
ü  Masalah yang sering dialami siswa disini adalah masalah keluarga, dan masalah yang sering muncul sebagian besar dari kelas XII dan kelas X. Jika di kelas XII masalahnya lebih kompleks, yaitu mereka merasa terbebani dengan masalah keluarga yang mengganggu konsentrasi belajar karena di kelas mereka memikirkan tentang ujian nasional dan sekolah sambungan dan masalah ini yang membuat mereka membutuhkan guru BK. Sedangkan di kelas X masalahnya masih umum, yaitu masalah pemilihan jurusan dan peminatan yang mempertimbangkan pilihannya sendiri dengan permintaan orang tua, disinilah peran guru BK dibutuhkan untuk membantu meluruskan dan menggiring dalam mengambil keputusan.
8.      Bagaimana fungsi BK  dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan BK di sekolah ini ?
ü  Fungsi BK di sekolah ini memang belum berjalan dengan baik, akan tetapi sudah sedikit tertata dari tahun ke tahun. Fungsi BK juga mengalami hambatan seperti miskomunikasi dengan guru mata pelajaran,  tatib, humas, dan kesiswaan. Mereka memiliki catatan masing-masing tentang siswa dan seharusnya mereka memberitahukan ke guru BK untuk memudahkan guru BK menjalankan fungsi semestinya, tetapi itu tidak berjalan dengan baik.
ü  Yang terlibat dalam pelaksanaan BK, yaitu guru mata pelajaran, guru mata pelajaran memberikan hasil belajar siswa berupa nilai dan sikap di kelas ke guru BK. Kesiswaan, kesiswaan membantu memberikan data dari tatib ke guru BK. Tatib, mencatat siswa yang terlambat diserahkan ke wakil kesiswaan dan selanjutnya ke guru BK. Yang terakhir melibatkan kepala sekolah, mengambil kebijakan atas hasil akhir guru BK.

·         Kesimpulan
Jenis program pelayanan  Bk di SMA Khatolik Frateran Malang antara lain program tahunan. Pelaksanaan layanan klasikal sudah berjalan sesuai program karena ada jam masuk kelas. Untuk jenis layanan yang lain menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan BK adalah masih banyak siswa yang malu konsultasi/ konseling ke BK secara sukarela dan bila home visit ke rumah siswa, terhambat dengan berbagai kondisi, seperti waktu. Masih ada bapak/ibu guru, orangtua dan siswa yang beranggapan bahwa BK seperti polisi di sekolah.